Penanganan Covid-19 di Eks Karesidenan Banyumas Perlu Diselaraskan
PURBALINGGA
– Angka kasus covid-19 di Indonesia tanpa terkecuali di Kabupaten
Purbalingga dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan. Oleh
karenanya perlu adanya kebijakan yang tepat dalam menghadapi pandemi
covid-19.
Hal
ini dibahas dalam Forum Diskusi Sinergitas Penanganan Covid-19 di Eks
Karesidenan Banyumas yang dipimpin langsung oleh Danrem 071/Wijayakusuma
di Aula Jenderal Soedirman Makorem 071/Wijayakusuma Sokaraja Banyumas,
Rabu (30/6/2021).
Danrem
071/Wijayakusuma, Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin dalam kesempatan ini
menyampaikan pihaknya memberanikan diri untuk berbagi pendapat terkait
tindakan yang akan dilakukan bersama-sama dalam menghadapi pandemi
Covid-19 di Eks Karesidenan Banyumas. Apalagi dengan bertambahnya
penderita Covid-19 di Jawa Tengah perlu adanya kekompakan dan kesamaan
dalam penanganan pandemi sesuai dengan peraturan dari pemerintah pusat.
“Seperti
contohnya Eks Karesidenan Banyumas ada 4 kabupaten masing-masing punya
tempat wisata bagaimana perlakukan terhadap wisata harus disamakan
dengan peraturan dari pemerintah pusat, jangan sampai timbul perbedaan,”
katanya.
Dia
menegaskan jangan sampai ada kebijakan yang berbeda antar daerah
terlebih dalam menangani pandemi yang saat ini kasusnya mengalami
peningkatan. Ia menuturkan berbagi pendapat antara Pimpinan Daerah se
Eks Karesidenan Banyumas ini sangat diperlukan untuk menyelaraskan
kebijakan di masing-masing daerah.
“Pendisiplinan
protokol kesehatan masing-masing daerah upayanya sudah maksimal,
kebijakan terkait dengan kegiatan masyarakat ini yang harus disamakan
dan diselaraskan dengan peraturan pemerintah pusat, karena kita semua
berharap pandemi ini segera berakhir,” pungkas Danrem.
Dipihak
lain Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengatakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di tingkat desa
menjadi ujung tombak dalam menghadapi pandemi ini, namun dalam
penanganannya masing-masing desa memiliki semangat dan kepedulian yang
berbeda.
“Faktor
anggaran menjadi salah satu alasannya, karena masing-masing desa
mempunya Dana Desa (DD) yang berbeda, tentunya prosentase mereka dalam
mengalokasikan DD bagi penanganan covid-19 berbeda,” kata Bupati Tiwi.
Tiwi
menyampaikan kecenderungan masyarakat memasuki 1,5 tahun masa pandemi
covid-19 berada dalam tahap jenuh. Akan tetapi di Purbalingga,
Pemerintah Kabupaten (Pemkab), unsur Forkopimda, termasuk Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama terus meyakinkan masyarakat tentang pandemi
covid-19.
“Kita
upayakan untuk terus mengedukasi kepada masyarakat bahwa covid ini
betul-betul nyata dan sedang kita hadapi sekarang, jadi bukan main-main
atau rekayasa dan harus kita hadapi bersama,” ujarnya.
Selain
itu, dibutuhkan kebijakan yang sama antar daerah khususnya di Eks
Karesidenan Banyumas agar tidak terjadi salah persepsi atau bias di
tengah-tengah masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Butuh kekompakan,
sinergitas antara seluruh stakeholder begitupun dengan masyarakat juga
harus bersatu.
“Intinya
kita gotong royong, saling membantu dalam menghadapi pandemi ini, butuh
koordinasi dan kebersamaan yang harapannya pandemi covid-19 bisa
ditekan serta bisa segera berakhir,” ungkap Bupati Tiwi.
(Pendim 0702/Purbalingga)
Komentar
Posting Komentar